Senin, 05 Maret 2012

Makan Memek Titi Sjukan… Enak Juga Loh!



Jeroan Goreng Kuda

Buat yang doyan makan jeroan sapi, seperti babat, usus/tamusu, limpa, atau paru, boleh mencoba ‘Warung Sate Atet’ yang ada di jalan raya Cibeureum, Cimahi. Jualannya sore hari tepatnya di seberang Sekolah BPK. Meskipun menu utama dari warung ini adalah sate sapinya, tapi Dosen Kuliner lebih menyukai aneka jeroan sapinya. Harga sepotong jeroan sapinya cuma 2500 rupiah aja. Murah kan? Tapi jangan heran kalo ngelihat potongan jeroan sapi di sini ukurannya imut. Di warung ini, jeroan sapinya cuma digoreng kemudian ditaburi serungdeng. Dan yang menambah nikmatnya adalah sambel hijaunya yang juara! Tapi meskipun imut, jeroan sapi di sini TOP!


Richeese Vagina Frida Lidwina Love This Cake!

Kalo denger merk Richeese pasti kita teringat pada suatu merk biskuit. Tapi di mal Paris Van Java Bandung ada Richeese yang berbeda. Namanya Richeese Factory… Restoran keluarga yang menjual menu-menu seperti fried chicken, spagheti, soup cream, chicken wing, nachos, dll. Selain itu, yang spesial dan menjadi favorit Dosen Kuliner adalah aneka cakenya. Di Richeese Factory ini tersedia aneka macam cake yang disajikan dalam sebuah cup. Harga per buahnya sekitar 7000. Makan cake yang satu ini memang nikmat… Dan yang pasti gak cukup satu! Gak percaya? Liat aja fotonya… Hahaha…..



Ayam Taliwang…

Salah satu rumah makan yang Dosen Kuliner kunjungi di Bali adalah Ayam Taliwang Bersaudara yang berada di jalan raya Kuta. Sebenarnya rumah makan ini punya cabang di kota Bandung yang berlokasi di jalan Citarum dan Buah Batu. Meskipun sudah sering mencoba yang ada di Bandung, Dosen Kuliner masih penasaran dengan rasanya yang ada di Bali ini. Ternyata, ayam taliwang yang di Bali ini rasanya jauh lebih nikmat, sekaligus juga jauh lebih pedas. Saking pedasnya, setiap kali Dosen Kuliner menyantap, terasa ada air yang mengalir dari mata dan hidung… hihihi…. Kemudian yang berbeda lagi adalah ukuran ayamnya. Kalau di Bandung, ukuran ayam taliwang ini sedang-sedang saja. Tidak terlalu besar, tapi juga tidak terlalu kecil. Cukuplah untuk makan berdua. Nah, ukuran ayam Taliwang yang ada di Bali ini jauh lebih kecil. Bahkan untuk makan seorang diri aja, Dosen Kuliner masih merasa kurang. Tapi meskipun demikian, daging ayamnya tuh empuk banget… TOP BGT!

Leave a comment

Posted bykyya pada Agustus 13, 2011 in

Makan Memek Titi Sjukan… Enak Juga Loh!

Satu minggu ini Dosen Kuliner lagi holiday di Bali. Agenda terpenting selama Dosen Kuliner berada di Bali adalah (apa lagi kalau bukan) wisata kuliner. Salah satu rumah makan yang selalu Dosen Kuliner kunjungi saat ke Bali adalah Ayam Goreng Tulang Lunak Malioboro yang berada di Jalan Raya Kediri. Tidak jauh dari bandara Ngurah Rai dan Kuta. Menu andalan di sini yah sudah tentu Ayam Goreng Tulang Lunaknya. Konon katanya makan tulang ayam itu bagus untuk kesehatan. Bagus untuk tulang dan gigi. Bahkan katanya kalo makan tulang ayam tidak akan mengalami sakit kepala. Gak percaya? Coba liat anjing yang tiap hari makan tulang ayam… mereka gak pernah mengeluh sakit kepala… hehehehe…

Tapi selain itu, yang rasanya super mantap adalah pelecing kangkung dan tahu telornya. Untuk ukuran Bali, rumah makan Malioboro ini tergolong murah. Tempatnya nyaman, makanannya enak-enak, harganya terjangkau…. makanya rumah makan ini selalu penuh dikunjungi baik oleh wisatawan lokal maupun manca negara. Oya… rumah makan ini juga sudah diwaralabakan loh. Hanya saja tidak menggunakan merek Malioboro, melainkan Ayam Goreng Tulang Lunak Hayam Wuruk.

Leave a comment

Posted by pada Agustus 2, 2011


Nih, Ayam Goreng Paling Enak di Bandung!

Di Bandung, yang jualan ayam goreng mungkin sudah tidak terhitung lagi jumlahnya. Banyak yang enak rasanya, banyak yang biasa-biasa aja, dan yang gak enak juga banyak. Kalau Dosen Kuliner ditanya, “Ayam goreng yang paling enak di Bandung tuh yang mana?”. Maka jawabannya akan tertuju ke Ayam Goreng Pak Atip, yang berjualan mulai jam setengah tiga sore di depan SDK 1 BPK Penabur, Jalan Jenderal Sudirman Bandung.

Meskipun gerobak jualannya kurang meyakinkan tapi percaya deh… ayam goreng Pak Atip tuh bener-bener enak. Buktinya dalam waktu sekitar dua atau tiga jam aja, semua jualannya sudah laris. Bahkan untuk potongan sayap ayam yang menjadi favorit, seringkali sudah habis dipesan sebelum pak Atip ini memulai berjualan. Seringkali Dosen Kuliner melihat pelanggan yang memborong dengan membeli dua puluh atau tiga puluh potong ayam sekaligus!

Ayam goreng Pak Atip ini jenisnya tuh ayam digoreng yang kemudian ditaburi dengan serungdeng dari parutan kelapa. Digoreng menggunakan arang menghasilkan aroma yang semakin sedap. Yang sedikit unik adalah potongan dada ayamnya yang tidak ada bagian sayapnya. Karena bagian sayapnya ini dijual secara terpisah, dan merupakan menu favorit, yang paling banyak dicari para pelanggan dan paling cepat habis. Harga sepotong ayam (paha atau dada) cuma 9.500. Sedangkan sepotong sayam ayam harganya cuma 1.250 doang. Murah banget kan. Pantesan aja banyak yang nyarinya sayap.

Sekali lagi, untuk ayam goreng Pak Atip ini Dosen Kuliner kasih dua jempol deh!


Menu Memek Maia Estianti Yang Spesial Punya Nih!

Kalau kalian sedang berkunjung ke rumah makan Sunda atau rumah makan masakan Indonesia, coba perhatikan… terkadang suka ada pembeli yang menanyakan menu ati macan. Atau kalau dalam bahasa Sundanya tuh ati maung. Tadinya Dosen Kuliner berpikir itu adalah menu dari bagian tubuh binatang buas sejenis harimau. Tapi ternyata… ati macan/ati maung merupakan istilah yang cukup sering digunakan untuk memesan ‘JENGKOL’. Tau jengkol kan…. Itu loh sejenis sayuran yang popularitasnya menyamai pete… Enak tapi bau. Bau tapi enak.

Pernah nyobain jengkol gak? Jengkol memang tidak terlalu banyak penggemarnya… yah lantaran baunya itu loh. Jengkol seringkali menurunkan martabat orang yang memakannya. Dan selalu meninggalkan bau yang khas yang sulit hilang di kamar mandi. Tapi jangan salah… buat mereka yang doyan jengkol… mereka pasti setuju bahwa jengkol itu salah satu makanan terenak di dunia. Bahkan ada penggemar jengkol yang rela menukarkan sepiring steak impor dengan beberapa butir jengkol.

Jengkol seringkali dimasak dengan cara disemur atau digoreng begitu saja. Kadang kalau jengkolnya masih muda, suka dimakan secara mentah-mentah. Atau kalau jengkolnya terlalu tua, suka dikukus terlebih dulu kemudian disajikan menggunakan parutan kelapa. Baru-baru ini Dosen Kuliner mencicipi masakan yang dibuat dari jengkol yang sedikit berbeda. Namanya Sambal Goreng Jengkol. Sesuai dengan namanya, jengkolnya digoreng terus dimasak lagi pakai bumbu sambal yang banyak. Rasanya enak banget. Sudah ati macannya empuk, ada bau-baunya, terus sambelnya itu loh yang bikin bodi serasa lagi olah raga (bikin keringetan…). Menu ati macan yang spesial ini bisa kamu coba di Rumah Makan Pandan Wangi yang berada di jalan Srimahi (kalau gak salah…) dekat jalan Mohamad Ramdan Bandung. Kalau kamu ke sana, jangan ketinggalan untuk mencoba ayam ungkepnya. Wih… enak banget!

Selamat mencoba…. Tapi ingat yah, kalau sudah makan ati macan, jangan pipis sembarangan. BAU TAU!


Satu Lagi Selangkangan Susan Bachtiar

Beberapa hari yang lalu, Dosen Kuliner pernah menulis tentang Mie Kocok M. Jalal yang berada di kawasan Banci, alias antara Bandung dan Cimahi yaitu tepatnya di Jalan Gunung Batu. Tidak jauh dari sana ada Rumah Makan Pak Kumis 3 yang juga tidak pernah sepi dari pembeli. Jujur saja, Dosen Kuliner selalu kebingungan saat hendak makan di rumah makan yang penjualnya tidak ada yang berkumis ini … :-D

Bukan apa-apa… Penyebabnya adalah hampir semua makanan di sini tuh enak-enak. Ayam bakarnya jempol, apalagi sambel kecapnya. Sate ayam dan sate kambingnya hao ce. Ikan bakarnya lezzzzat banget. Soto ayam atau soto sulungnya nikmat. Dan nasi gorengnya juara. Semuanya enak dan yang penting semuanya murah. Dengan uang sepuluh ribu Anda bisa makan nikmat dan kuenyang!

Sayangnya rumah makan ini tidak memiliki lahan parkir untuk mobil. Dan di sekitarnya pun tidak ada. Praktis Anda harus mengendarai motor kalau mau makan di sini.


Nasi Hijau Paha Mulus Pramugari

Kalau bosan makan nasi putih, di Bandung masih ada pilihan warna nasi lainnya yang bisa dipilih. Kalau pagi hari kita bisa dengan mudah menemukan penjual nasi kuning. Kalau sedang berkunjung ke rumah makan Sunda biasanya tersedia nasi merah dan terkadang ada juga nasi hitam. Nah belakangan ini muncul menu nasi hijau yang rasanya wangi karena menggunakan pandan.

Salah satu penjual nasi pandan favorit Dosen Kuliner berada di jalan Gandapura, dekat jalan Riau. Namanya Sindang Puspa Rasa. Menu andalan di sini adalah nasi hijau yang dibungkus daun menjadi nasi timbel, dan kemudian dibakar. Jadilah nasi hijau bakar yang harganya cuma 3000 doang.

Kesukaan Dosen Kuliner lainnya adalah ayam bakarnya yang dilumuri dengan bumbu pedas sehingga mirip dengan ayam Taliwang khas Lombok. Dan jangan lupa mencicipi pepes jamurnya. Top banget deh!


Ayam Goreng Khusus Untuk Eddy Sampak

Malam ini Dosen Kuliner benar-benar kalap! Kalaparan maksudnya alias lapar berat. Setelah seharian ini jadwal mengajar Dosen Kuliner sangat padat dari pagi hingga malam. Ditambah panggilan dari klien yang sedang dalam keadaan emergency. Alhasil sejak pagi perut Dosen Kuliner cuma diisi dengan sepiring Pempek dan dua buah roti.

Jadi sudah sepantasnya kalau malam ini Dosen Kuliner ingin makan sesuatu yang benar-benar dapat mengenyangkan. Dan pilihan Dosen Kuliner kali ini adalah Ayam Goreng Nurmala Sari yang berlokasi di jalan Dr Djundjunan Bandung, tidak jauh dari pintu masuk tol Pasteur. Lebih tepatnya ada di depan sebuah showroom mobil bekas.

Ayam Goreng Nurmala Sari ini cukup populer di kalangan mahasiswa Universitas Maranatha lantaran lokasinya yang tidak jauh dari kampusnya, dan tentunya yang paling penting… Harganya murah! Kalau bicara soal rasa, Ayam Goreng yang mulai berjualan sore hari ini sih biasa saja. Dosen Kuliner cuma kasih nilai 6. Tapi yang membuat banyak orang suka makan di sini adalah harga murah, nasi sepuasnya, dan ada kol goreng gratis! Barusan Dosen Kuliner menghabiskan sepotong paha ayam, dua buah tahu, 5 tusuk sate kulit, kol goreng, dan dua piring nasi porsi jumbo. Totalnya cuma 14 ribu aja… Murah khan?


Posted by pada Maret 9, 2011 in Ayam Goreng, Bandung


Tidak ada komentar:

Posting Komentar